Saya pertama kali lihat Tari Paraga itu bukan di acara budaya atau festival, tapi justru di YouTube. Iseng-iseng nonton video tentang budaya Sulawesi Selatan, eh muncul sekelompok pria dengan pakaian adat Bugis-Makassar, jongkok-jongkok di tengah lapangan sambil memainkan bola rotan yang dilambungkan ke udara pakai kaki, pundak, dan kepala, tapi… dengan gaya penuh irama! Saya langsung mikir, “Lho, ini tari atau olahraga?”
Ternyata, dua-duanya.
Culture Tari Paraga ini unik banget karena memadukan unsur seni tari tradisional dengan gerakan olahraga tradisional, yaitu Sepak Paraga—semacam sepak takraw khas Bugis. Jadi, bukan sekadar gerak estetis, tapi juga ada unsur kekuatan, kelincahan, bahkan kekompakan tim. Dan yang paling bikin takjub? Mereka bisa tetap tersenyum dan kompak walaupun jelas banget itu capeknya minta ampun.
🔍 Apa Itu Tari Paraga?
Tari Paraga adalah seni pertunjukan tradisional dari masyarakat Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan. Paraga sendiri berasal dari kata pa’raga, yaitu pemain atau pelaku dari permainan bola rotan (raga). Tarian ini biasanya dibawakan oleh 5 hingga 10 pria yang mengenakan busana adat seperti songkok passapu, sarung tenun, dan baju bodo khusus pria.
Ciri khas utama tarian ini adalah:
Menggunakan bola rotan (seperti sepak takraw)
Gerakan akrobatik dan lentur, kadang sampai berdiri di pundak teman
Iringan musik tradisional, seperti gendang, suling, dan gong kecil
Kolaboratif, semua penari saling mendukung dan menyatu
Ini bukan hanya tari—ini pertunjukan olahraga, seni, budaya, dan keahlian fisik dalam satu paket.
🎨 Keindahan Tari Paraga yang Bikin Merinding
Saya pernah lihat langsung pertunjukan Tari Paraga waktu ke Makassar beberapa tahun lalu. Jujur, bulu kuduk saya merinding, bukan karena mistis ya, tapi karena bangga dan kagum.
Waktu itu, tim penarinya dari anak-anak muda sekitar 17–22 tahun. Begitu mereka mulai menari, mereka langsung terjun ke lapangan seperti kesatria. Musik mulai berbunyi, bola rotan dilempar ke udara, dan… BAM! Satu pemain menyambut bola pakai bahu, terus oper ke temannya pakai kepala, lalu ada satu lagi yang loncat dan… berdiri di bahu temannya sambil menyundul bola itu. Bro, itu bukan tari biasa!
Yang bikin saya makin kagum adalah bagaimana mereka tetap tersenyum di tengah gerakan yang super kompleks. Saya ngerasa kayak nonton pertunjukan sirkus, tapi ini versi tradisional, dan lebih kaya makna budaya.
🧠 Filosofi di Balik Tari Paraga
Seni tradisional selalu punya nilai, dan Tari Paraga punya banyak banget pelajaran hidup kalau kita mau lihat lebih dalam.
Kekompakan
Tanpa kerja sama, mustahil bisa nyambungin bola rotan dari satu pemain ke yang lain. Ini melatih rasa saling percaya dan koordinasi.Disiplin dan Latihan
Gerakan mereka itu nggak bisa spontan doang. Latihan bertahun-tahun, kontrol tubuh luar biasa, dan fokus yang tinggi. Persis seperti hidup, semua butuh proses.Sportivitas dan Keuletan
Tari ini lahir dari akar olahraga. Ada elemen kompetisi, tapi lebih ke bagaimana menampilkan diri sebaik mungkin, bukan menjatuhkan orang lain.Kebanggaan Budaya
Mereka nggak sekadar nari, tapi sedang menyampaikan pesan: “Kami punya budaya yang indah dan kuat.” Saya ngerasa ikut bangga meski bukan orang Sulawesi Selatan.
💡 Mengapa Tari Paraga Layak Dilestarikan?
Kita sering ngebanggain budaya luar, padahal di dalam negeri sendiri, kita punya tarian seperti Paraga ini yang penuh nilai, keren, dan orisinal. Sayangnya, eksistensinya mulai tenggelam, kalah pamor sama TikTok dance atau K-pop cover.
Alasan kenapa Tari Paraga harus dilestarikan:
Identitas budaya Bugis dan Makassar
Wadah edukasi dan pembinaan pemuda daerah
Potensi pariwisata budaya
Olahraga alternatif yang menghibur dan sehat
Saya pribadi yakin, kalau Tari Paraga sering ditampilkan di sekolah, acara nasional, atau bahkan kompetisi antar daerah, anak-anak muda bakal lebih mengenalnya. Nggak semua tradisi harus kaku. Paraga itu seru banget kalau disajikan dengan cara modern juga!
🧍♂️ Pengalaman Saya Mencoba Gerakan Tari Paraga
Waktu ke Makassar itu, saya sempat coba ikut latihan bareng anak-anak kampung yang biasa tampil di festival. Latihannya di lapangan dekat rumah adat Bugis.
Pertama dikasih bola rotan, saya pikir gampang—tinggal jaga bola pakai kaki. Nyatanya? 5 detik langsung jatuh. Nggak cuma bolanya, harga diri saya juga jatuh. 😅
Satu anak, namanya Ilham, dengan sabar ngajarin cara tahan bola di dada, lalu oper pakai kepala. Saya ngulang itu mungkin 20 kali baru bisa 2 kali berhasil. Tapi seru banget! Apalagi pas mulai dicoba iringin musik, rasanya beda. Tiba-tiba gerakan terasa lebih “hidup.”
Dari latihan itu, saya sadar, jadi penari Paraga itu butuh:
Keseimbangan dan kelenturan tubuh
Koordinasi mata, tangan, dan kaki
Kedisiplinan dan kekompakan tim
Tahan malu dan pantang menyerah
Jadi kalau kamu mau coba, saran saya: mulai dari dasar, pelajari gerakan dasar sepak raga dulu, lalu gabungkan dengan irama.
🔧 Tips Belajar Gerakan Tari Paraga
Kalau kamu tertarik belajar, ini beberapa tips praktis:
Kenali dulu musik dan iramanya. Dengarkan alat musik tradisional Bugis seperti gendang dan suling. Ini penting biar kamu bisa gerak sesuai irama.
Latihan sepak raga secara rutin. Fokus dulu jaga bola rotan di kaki, lalu tambah variasi pakai lutut, dada, dan kepala.
Belajar dari video dan komunitas. Banyak sanggar di Sulawesi Selatan yang upload latihan mereka di YouTube. Atau cari komunitas tari daerahmu!
Jangan sendirian. Tari Paraga itu kolektif, jadi latihannya juga lebih enak bareng-bareng. Biar bisa sinkron dan seru.
Fokus pada ekspresi dan semangat. Meskipun gerakannya atletik, jangan lupa senyum. Penonton suka energi positif!
📣 Harapanku untuk Masa Depan Tari Paraga
Saya punya mimpi sederhana: suatu hari, Tari Paraga bisa jadi pembukaan acara besar kayak Asian Games atau pertunjukan budaya di luar negeri. Kenapa nggak? Tari ini punya nilai artistik tinggi dan visual yang bikin kagum.
Tapi itu semua tergantung kita.
Kalau kita, generasi sekarang, mau belajar, menghargai, dan memperkenalkan Tari Paraga ke orang lain—ke anak-anak, ke teman, ke dunia digital—maka budaya ini nggak akan punah.
📱 Tari Paraga di Era Digital: Peluang dan Tantangan
Saat ini kita hidup di era serba digital. Budaya pop dari luar negeri begitu mudah masuk lewat TikTok, Instagram, dan YouTube. Tapi tahukah kamu? Justru ini bisa jadi peluang besar buat Tari Paraga dikenal lebih luas.
Saya sempat lihat beberapa video TikTok dari anak-anak muda Sulawesi Selatan yang bikin konten lucu-lucu dengan Tari Paraga. Ada yang bikin behind-the-scenes latihan, ada yang bikin parodi Tari Paraga dipadukan dengan lagu-lagu kekinian. Awalnya saya mikir, “Wah, ini jangan-jangan jadi melenceng dari budaya aslinya.” Tapi setelah saya tonton lebih dalam, ternyata mereka justru memperkenalkan Paraga ke audiens yang lebih muda dengan cara mereka sendiri.
Tantangan:
Generasi muda lebih tertarik budaya modern
Kurangnya dokumentasi profesional soal Tari Paraga
Kurang dukungan dari media nasional
Belum banyak festival yang mengangkat seni ini secara rutin
Peluang:
Bisa jadi konten viral jika dikemas kreatif
Kolaborasi dengan sekolah dan komunitas kreatif
Potensi masuk dalam event nasional dan internasional
Bisa jadi bagian dari kurikulum budaya lokal
👥 Peran Generasi Muda dalam Melestarikan Tari Paraga
Saya percaya, kalau generasi muda diberi ruang, mereka bisa jadi agen perubahan untuk pelestarian budaya. Begitu juga dengan Tari Paraga. Anak-anak muda bisa:
Membentuk komunitas tari lokal
Di sekolah, kampus, atau sanggar. Bikin kelompok latihan rutin, walau cuma di lapangan kecil.Mengangkat konten budaya ke media sosial
Mulai dari behind-the-scenes latihan, dokumentasi pertunjukan, atau edukasi gerakan dasar Tari Paraga. Bisa dikemas lewat reels, shorts, atau thread Twitter.Berinovasi tanpa merusak esensi
Misalnya: kostum boleh dikreasikan sedikit, musik boleh digabung, tapi nilai gotong royong dan filosofi harus tetap dijaga.Berani tampil di acara publik
Entah itu di Car Free Day, lomba budaya, atau event nasional. Semakin sering ditampilkan, semakin banyak yang kenal.
Baca juga artikel menarik lainnnya tentang Fresh Fruits: Nature’s Gift of Flavor and Nutrition disini