Handsome guys mengisahkan dua sahabat, Jae-pil (Lee Sung-min) dan Sang-gu (Lee Hee-joon), yang memutuskan untuk pindah ke sebuah rumah bergaya Eropa di pedesaan dengan harapan menjalani kehidupan yang tenang. Namun, tanpa mereka ketahui, rumah tersebut menyimpan rahasia kelam. Kehadiran sekelompok mahasiswa yang mencurigai mereka sebagai pelaku kejahatan, serta kebangkitan roh jahat yang terperangkap di ruang bawah tanah, mengubah kehidupan mereka menjadi kekacauan penuh teror dan tawa.
Mengapa Handsome Guys Disukai Penggemar Drakor?
Beberapa alasan mengapa Movie begitu digemari quora antara lain:
Kombinasi Genre yang Unik: Menggabungkan elemen horor, komedi, dan misteri dengan mulus, menciptakan pengalaman menonton yang menyegarkan.
Chemistry Pemeran Utama: Interaksi antara Lee Sung-min dan Lee Hee-joon sebagai dua sahabat memberikan dinamika yang kuat dan menghibur.
Sentuhan Emosional: Meskipun bergenre horor-komedi, film ini tetap menyisipkan pesan-pesan emosional yang menyentuh, khas dari drama Korea.
Karakter Utama
Jae-pil (Lee Sung-min): Pria dengan penampilan keras namun berhati lembut.
Sang-gu (Lee Hee-joon): Sahabat Jae-pil yang naif dan penuh semangat
Mi-na (Gong Seung-yeon): Mahasiswi yang terlibat dalam kekacauan di rumah tersebut.
Kapten Choi (Park Ji-hwan): Polisi yang menyelidiki kejadian aneh di desa.
Petugas Nam (Lee Kyoo-hyung): Rekan Kapten Choi dalam penyelidikan.
Apakah Handsome Guys Layak Ditonton?
Jika Anda mencari film yang menawarkan tawa, ketegangan, dan pesan emosional dalam satu paket, Handsome Guys adalah pilihan yang tepat. Film ini berhasil menggabungkan berbagai elemen genre dengan apik, didukung oleh penampilan aktor-aktor berbakat. Bagi penggemar K-drama yang ingin mencoba sesuatu yang berbeda namun tetap familiar, film ini sangat direkomendasikan.
Pesan Moral Film
Di balik kekacauan dan tawa, Handsome Guys menyampaikan pesan tentang pentingnya tidak menilai seseorang dari penampilan semata. Film ini juga menyoroti nilai persahabatan, keberanian menghadapi ketakutan, dan pentingnya komunikasi dalam menyelesaikan konflik.
Komedi & Horor: Kombinasi Tak Biasa yang Justru Bekerja
Satu hal yang bikin Handsome Guys mencolok dari film Korea lainnya adalah keberaniannya menggabungkan komedi slapstick dengan elemen horor supranatural. Biasanya, film dengan formula seperti ini berisiko gagal total—kebanyakan terlalu fokus ke salah satu sisi dan mengabaikan sisi lainnya. Tapi di sini, balance-nya pas.
Misalnya, ada adegan saat karakter Jae-pil dan Sang-gu berusaha mengusir roh jahat, tapi malah salah baca mantra dan bikin situasi makin absurd. Penonton dibuat tegang, tapi di saat bersamaan… ngakak! Elemen kejutan ini yang bikin filmnya “pecah” di banyak bagian, apalagi kalau nontonnya bareng temen.
Gue pribadi merasa kayak nonton perpaduan antara Shaun of the Dead dan Extreme Job, tapi versi lokal dan lebih akrab di hati. Buat yang suka film campuran horor-komedi, ini adalah paket hiburan yang pas.
Gaya Penyutradaraan yang Segar
Film ini disutradarai oleh Nam Dong-hyub, yang sebelumnya dikenal lebih banyak di balik layar drama dan proyek televisi. Nah, gaya penyutradaraannya terasa cukup fresh—tidak terlalu banyak pakem khas melodrama Korea, tapi lebih ke arah visual punch line dan pengaturan ritme yang cepat.
Ada beberapa adegan yang sengaja dibuat over-the-top, namun tetap terasa menyatu dengan narasi. Bahkan ketika roh jahat mulai muncul dan atmosfer jadi gelap, kita tetap bisa nemuin kelucuan dari cara tokoh-tokoh menanggapi situasi. Ini yang bikin penonton terus engaged sampai akhir.
Penggunaan efek visual dan make-up horor juga cukup meyakinkan, meski tidak berlebihan. Mereka tahu batas antara “menakutkan” dan “konyol”—dan itulah yang bikin film ini asyik ditonton tanpa tekanan.
Respon Penonton dan Review Awal
Berdasarkan reaksi awal dari penonton Korea dan juga pecinta K-movie internasional, Handsome Guys mendapat respons yang cukup positif:
IMDb rating sementara: 7.3/10
Rotten Tomatoes (user score): sekitar 80% menyukai film ini
Di beberapa forum seperti Reddit dan MyDramaList, banyak yang menyebut film ini sebagai “surprisingly fun” dan “perfect weekend watch.”
Beberapa komentar dari netizen:
“Nggak nyangka bakal ketawa terus, padahal trailernya agak gelap.”
“Chemistry antara dua tokoh utama solid banget, kayak nonton pasangan sahabat yang real.”
“Suka banget karena nggak harus mikir berat. Film ini niatnya emang buat hiburan, dan itu berhasil.”
Handsome Guys dan Tren Baru Film Korea
Kalau kita lihat dalam beberapa tahun terakhir, industri film Korea memang lagi banyak eksperimen genre. Nggak melulu melodrama atau thriller politik, tapi mulai muncul film-film hybrid kayak:
Extreme Job – Komedi + action
The Night Shift – Horor + misteri
Midnight Runners – Komedi + crime
Dan sekarang Handsome Guys ikut meramaikan genre horor-komedi, yang sebenarnya cukup jarang digarap serius di Korea.
Yang menarik, film ini juga nggak terlalu banyak drama cinta, jadi cocok banget buat kamu yang pengen nonton film tanpa baper tapi tetap dapat hiburan.
Siapa yang Akan Suka Film Ini?
Film ini cocok buat kamu yang:
Suka genre horor tapi gampang takut—karena ada banyak tawa yang menetralkan.
Fans Lee Sung-min atau Lee Hee-joon—karakter mereka benar-benar tampil menonjol dan menyenangkan.
Pengen nonton film ringan bareng teman atau keluarga.
Lagi suntuk dan butuh hiburan tanpa mikir berat.
Penikmat K-drama tapi pengen variasi dari genre biasanya.
Lebih dari Sekadar Judul Lucu
Handsome Guys bukan cuma soal dua cowok “ganteng” yang tinggal di rumah berhantu. Film ini jadi bukti bahwa sinematografi Korea Selatan nggak takut keluar dari zona nyaman dan bisa memproduksi film dengan rasa lokal tapi selera global.
Kalau kamu pecinta drakor, film ini tetap punya nuansa khas Korea—tapi dikemas lebih segar, lebih absurd, dan tetap berisi. Cocok buat selingan dari drama-drama yang emosional.
Jadi, apakah Handsome Guys layak ditonton? Jawaban saya: iya, apalagi kalau kamu butuh hiburan yang ringan tapi tetap seru.
Karakter di Film Handsome Guys yang Bikin Penonton Nempel
Salah satu daya tarik utama film ini adalah karakter-karakternya yang kuat dan gak klise. Biasanya nih, film horor-komedi suka pakai karakter standar aja, tapi di Handsome Guys tiap tokoh punya keunikan yang bikin kamu “nempel” sama mereka.
Contohnya, Jae-pil itu bukan cuma “si pria macho” yang sok kuat. Dia juga punya sisi rapuh dan lucu yang bikin kamu jadi ikutan sayang sama dia. Kadang dia nyebelin, tapi tetep punya hati baik yang kelihatan dari tindakan kecilnya.
Sang-gu yang polos dan sering banget bikin salah paham juga bikin film makin hidup. Gue suka banget gimana film ini ngasih ruang buat karakter ini tumbuh dan belajar, bukan cuma jadi alat buat komedi aja.
Mi-na? Dia kayak “voice of reason” tapi tetep punya sisi kocak yang subtle. Dia yang sering bikin penonton sadar, “Eh, jangan terlalu serius, ini kan cuma film.”
Karakter pendukung lain juga gak kalah seru, terutama yang muncul di adegan-adegan horor, bikin film makin lengkap dan gak monoton.
Pesan Moral yang Terselip di Balik Tawa dan Ketegangan
Walau film ini jelas dibalut dalam bumbu komedi dan horor, ada beberapa pesan moral yang menurut gue cukup meaningful:
Jangan menilai orang dari penampilan.
Karakter-karakter utama sering banget terlihat “gahar” dan nyebelin di awal, tapi lama-kelamaan kamu bakal tahu sisi baik dan perjuangan mereka. Ini ngingetin kita buat gak buru-buru nge-judge orang di kehidupan nyata.Kerja sama itu penting, apalagi di situasi sulit.
Meski tokohnya sering berantem dan ribut, pada akhirnya mereka harus kompak buat nyelesaiin masalah. Ini pelajaran keren buat kita semua yang sering ribut sama teman atau keluarga tapi tetep butuh support mereka.Ketawa itu obat terbaik.
Di tengah situasi yang mencekam atau menegangkan, film ini nunjukin kalau ketawa dan santai itu bisa jadi cara terbaik buat menghadapi stres dan masalah.
Pesan-pesan ini gak disampaikan dengan cara menggurui, tapi lewat cerita dan tingkah laku yang natural dan relatable.
Pengalaman Pribadi Nonton Handsome Guys
Kalau ngomongin pengalaman pribadi, gue waktu itu nonton film ini bareng beberapa temen kampus dulu. Awalnya sih pada skeptis, “Ah, horor-komedi? Biasa aja kali.” Tapi pas udah nonton, suasananya langsung beda. Kita semua ketawa bareng, saling komentar anehnya karakter, sampai ada yang hampir jatuh dari kursi karena kaget sama adegan horor tiba-tiba.
Setelah nonton, kita malah ngobrol panjang soal gimana film ini beda dari horor lain yang biasanya cuma bikin takut doang. Ada balance antara seru, lucu, dan bikin mikir.
Itu bikin gue sadar, kadang film yang paling seru tuh yang bisa ngasih lebih dari sekadar tontonan—bisa bikin kamu terhubung secara emosi dan pikiran.