Kalau ngomongin kucing, saya sudah pernah pelihara yang kampung, anggora, sampai persia. Tapi ketika pertama kali ketemu kucing Ragdoll, rasanya kayak ketemu bantal hidup yang bisa jalan. Bulunya halus banget, matanya biru jernih seperti langit habis hujan, dan… dia nggak pernah protes kalau dipeluk lama-lama. Saking pasrahnya, kadang saya mikir ini kucing apa boneka isi kapas.
Keunikan Kucing Ragdoll yang Bikin Nempel di Hati
Animals Ragdoll itu bukan sekadar kucing cantik. Dia punya sifat unik: kalau kita gendong, tubuhnya jadi lemas kayak boneka kain (makanya namanya Kucing Ragdoll). Sifat ini bikin banyak orang terpesona, karena jarang ada kucing yang setenang itu.
Bulu mereka panjang, tapi teksturnya halus seperti sutra, jadi kalau dirawat baik-baik, nggak gampang kusut. Warnanya juga elegan—kombinasi putih, krem, abu-abu, sampai seal point yang mirip kucing siam.
Satu hal yang paling bikin saya klepek-klepek adalah tatapan matanya. Mata biru bening itu seakan bilang, “Santai aja, aku di sini buat nemenin kamu.” Saya nggak lebay, tapi tatapan itu benar-benar bikin hari yang buruk jadi agak lebih ringan Wikipedia .
Kenapa Kucing Ragdoll Begitu Populer?
Alasan utamanya jelas: penampilan dan sifatnya. Banyak artis, influencer, sampai selebgram kucing pelihara Kucing Ragdollkarena fotonya instagramable banget. Nggak cuma itu, sifatnya yang jinak, nggak gampang panik, dan mudah akrab sama orang baru bikin dia cocok jadi teman anak-anak atau penghuni apartemen.
Tapi ya, popularitas ini juga ada harganya. Harga adopsi Kucing Ragdoll di Indonesia bisa tembus belasan sampai puluhan juta, tergantung garis keturunan dan sertifikatnya. Waktu pertama kali mau beli, saya sempat mikir, “Ini kucing atau motor matic?”
Tips Merawat Kucing Ragdoll
Jujur, Kucing Ragdoll itu manja. Dia bukan tipe kucing yang bisa dibiarkan sendirian terlalu lama. Kalau mau pelihara, siapin waktu buat main dan interaksi setiap hari.
Berikut tips yang saya pelajari setelah beberapa bulan merawatnya:
Sikat bulunya minimal 3 kali seminggu.
Walaupun bulunya halus, tetap bisa kusut kalau nggak dirawat. Saya pakai sisir slicker brush yang lembut biar nggak nyakitin kulitnya.Kasih makanan berkualitas tinggi.
Ragdoll rentan obesitas karena dia nggak terlalu aktif. Jadi, pilih makanan tinggi protein dan batasi snack.Periksa kesehatan rutin ke dokter hewan.
Mereka punya risiko penyakit ginjal dan jantung, jadi cek setahun sekali itu wajib.Siapin mainan interaktif.
Walaupun jinak, dia butuh stimulasi mental. Mainan pancingan bulu atau bola kecil jadi favoritnya.Perhatikan kebersihan area mata.
Karena mata biru mereka kadang berair, saya rutin lap pakai kain lembab biar nggak iritasi.
Kenapa Ragdoll Sulit Dirawat?
Banyak yang bilang Kucing Ragdoll itu “easy going”, tapi saya pribadi ngerasa dia termasuk kucing yang butuh perhatian ekstra. Pertama, dia sensitif sama perubahan lingkungan. Waktu saya pindah rumah, dia sempat mogok makan tiga hari. Panik banget.
Kedua, bulunya gampang banget bawa debu dan kotoran kalau dia main di luar. Pernah sekali saya biarin dia jalan-jalan di halaman, pulangnya bulu bagian perut penuh dedaunan kering—bersihinnya butuh waktu setengah jam.
Yang paling bikin tricky adalah kebutuhan sosialnya. Kalau kita sibuk, dia bisa merasa kesepian, bahkan beberapa kasus bisa bikin dia depresi. Jadi kalau kerja di luar rumah seharian, mending pertimbangkan pelihara dua ekor biar dia punya teman.
Pengalaman Pribadi Merawat Ragdoll
Saya masih ingat hari pertama bawa pulang Kucing Ragdoll saya, namanya “Mocha”. Dia langsung manja, duduk di pangkuan saya seolah-olah udah kenal bertahun-tahun. Tapi, minggu-minggu awal itu penuh drama. Mulai dari dia muntah karena ganti makanan terlalu cepat, sampai bulunya kusut parah gara-gara saya malas nyisir.
Pernah juga suatu malam dia kabur dari kandang karena saya lupa kunci. Saya keliling komplek setengah jam nyari, sambil bawa mainan favoritnya. Untungnya dia cuma duduk santai di teras tetangga, kayak lagi piknik tengah malam.
Dari pengalaman itu saya belajar, merawat Ragdoll itu kombinasi antara kesabaran, konsistensi, dan cinta yang tulus. Kalau nggak siap komitmen, jangan coba-coba. Tapi kalau udah sayang, semua ribetnya berasa sepadan.
Perilaku Unik Kucing Ragdoll yang Bikin Gemas (dan Kadang Bikin Bingung)
Salah satu hal yang bikin saya nggak pernah bosen sama Mocha adalah cara dia menyapa. Kalau saya pulang kerja, dia nggak cuma meong, tapi langsung rebahan di lantai sambil muter-muter kayak kipas angin rusak. Itu tanda dia mau diperhatiin, mau dielus, atau sekadar mau bilang, “Eh, lama banget sih?”
Ragdoll juga punya kebiasaan unik: ikutin kita kemana-mana. Mau ke dapur? Dia ikut. Mau ke kamar mandi? Nah, ini agak awkward… dia ikut juga. Kadang saya pikir, “Kamu kucing atau satpam pribadi?”
Tapi ada satu hal yang bikin dia beda sama kucing lain: dia jarang banget nyakar atau menggigit kalau nggak suka sesuatu. Bahkan waktu saya gunting kukunya, dia cuma ngelirik kayak bilang, “Yah, udahlah… cepet aja.”
Masalah Kesehatan yang Harus Diwaspadai
Saya nggak mau bikin orang takut, tapi penting banget buat calon pemilik Ragdoll tahu risiko kesehatannya. Beberapa masalah yang sering ditemui:
Hypertrophic Cardiomyopathy (HCM)
Ini penyakit jantung bawaan yang bisa muncul di beberapa Ragdoll. Dokter hewan saya bilang, pemeriksaan rutin setahun sekali bisa bantu deteksi dini.Penyakit Ginjal Polikistik (PKD)
Meskipun lebih umum di persia, Ragdoll juga bisa kena. Gejalanya kadang nggak kelihatan sampai parah.Obesitas
Karena sifatnya yang santai, Ragdoll gampang banget gemuk kalau makannya nggak terkontrol. Dulu Mocha pernah naik 1 kg dalam dua bulan gara-gara saya terlalu royal kasih snack.Masalah Bulu dan Kulit
Kalau jarang disisir, bulunya bisa kusut parah dan bikin iritasi kulit. Saya pernah harus bawa Mocha ke groomer cuma buat potong bagian bulu yang kusut.
Tips pencegahan:
Rutin bawa ke dokter hewan.
Perhatikan pola makan dan berat badan.
Gunakan sisir yang tepat.
Jangan terlalu sering kasih makanan manusia (walaupun dia suka merengek minta ayam goreng).
Perbandingan Ragdoll dengan Ras Kucing Lain
Biar gampang dibayangin, saya bandingin sedikit sama dua ras yang sering dianggap mirip: Persia dan Birman.
Ragdoll vs Persia:
Ragdoll bulunya lebih ringan dan nggak selebat Persia, jadi perawatannya sedikit lebih mudah. Tapi Persia lebih “raja-raja” dan nggak seaktif Ragdoll.Ragdoll vs Birman:
Birman ukurannya lebih kecil dan energinya lebih tinggi. Ragdoll cenderung lebih kalem dan lebih besar secara fisik.
Saya pribadi merasa Ragdoll itu kombinasi pas antara kucing rumahan yang manja dan penampilan yang elegan. Tapi ya itu, harus siap meluangkan waktu buat dia.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Anjing Gembala Kaukasia: Ras Raksasa yang Bikin Jatuh Cinta Sekaligus Frustrasi disini