Kalau boleh jujur, saya ini bukan tipe orang yang doyan sejarah. Tapi ada satu tempat yang bikin saya berubah pikiran: Candi Gedong Songo. Pertama kali ke sana itu waktu diajak teman—niat awalnya cuma pengen cari udara segar, eh, malah jatuh cinta sama suasananya. Sekarang, tiap ada kesempatan, saya selalu ngajak orang-orang ke sana. Serius deh, tempat ini tuh semacam “hidden sanctuary” yang ada di ketinggian, tapi gampang dijangkau.
Apa Itu Candi Gedong Songo?
Buat kamu yang belum pernah dengar kompas, Candi Gedong Songo adalah kompleks candi Hindu peninggalan zaman Mataram Kuno yang ada di Kabupaten Semarang, tepatnya di daerah Bandungan. Nama “Gedong Songo” itu sendiri berasal dari Bahasa Jawa, yang berarti “sembilan bangunan”. Tapi jangan heran ya, bangunan candinya nggak segede Borobudur atau Prambanan.
Yang bikin beda? Lokasinya travel nya! Candi-candi ini berdiri di lereng Gunung Ungaran, sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut. Kebayang dong, dinginnya kayak apa. Tapi justru itu yang jadi daya tarik. Udara segar, pemandangan pegunungan, dan kabut tipis yang kadang muncul tiba-tiba—rasanya kayak lagi di negeri dongeng.
Waktu saya pertama kali ke sana, saya sempat mikir:
“Ini serius ada candi di atas gunung? Gimana ya dulu mereka bangunnya?”
Ternyata, ini jadi bukti betapa hebatnya arsitektur zaman dulu. Bayangin, di era serba manual, mereka bisa bawa batu-batu besar naik ke atas sana, tanpa alat berat. Gokil.
Mengapa Candi Gedong Songo Begitu Dilestarikan?
Satu hal yang menurut saya keren adalah keseriusan pemerintah dan masyarakat setempat dalam menjaga kelestarian situs ini. Bukan cuma karena warisan sejarah, tapi juga karena nilai spiritual dan budaya yang kuat banget.
Di beberapa titik candi, kadang masih ada sesajen atau dupa yang menyala. Itu bukan untuk wisata lho, tapi beneran masih digunakan untuk upacara adat oleh sebagian masyarakat Hindu atau penganut kepercayaan lokal.
Dan jangan lupa, Candi Gedong Songo adalah satu dari sedikit candi Hindu tertua di Indonesia. Konon dibangun sekitar abad ke-9 oleh Wangsa Sanjaya. Ini lebih tua dari Candi Prambanan, loh!
Saya pernah ngobrol sama pemandu lokal, katanya:
“Candi ini tuh bukan cuma bangunan batu, Mas. Ini tempat nenek moyang kami berdoa, belajar, dan bersatu.”
Jadi kebayang dong, kenapa tempat ini begitu dijaga. Bukan cuma aset wisata, tapi juga warisan leluhur.
Tips Mengunjungi Candi Gedong Songo (Biar Nggak Kaget dan Nyesel)
Oke, sekarang bagian paling praktis. Kalau kamu baru pertama kali mau ke sana, nih saya kasih beberapa tips berdasarkan pengalaman pribadi. Biar nggak salah langkah (secara harfiah, tanjakannya banyak bro! ).
1. Datang pagi-pagi
Udara masih segar, kabutnya cantik, dan belum terlalu ramai. Kalau bisa sampai jam 7–8 pagi itu paling ideal. Siang dikit, matahari mulai terik dan capeknya dobel.
2. Pakai sepatu yang nyaman
Jangan coba-coba pakai sandal jepit, ya. Rutenya tanjakan terus. Saya dulu pernah sok gaya pakai sneakers tipis, pulangnya kaki gemeteran. Gunakan sepatu olahraga atau tracking ringan.
3. Bawa air minum sendiri
Jangan andalkan warung, karena nggak banyak di atas. Apalagi pas lagi sepi pengunjung. Bawa botol air ukuran 600ml udah cukup kok, asal nggak boros.
4. Sewa kuda kalau capek
Yes, di sini kamu bisa naik kuda buat keliling candi! Harganya memang agak lumayan (sekitar Rp70.000 – Rp100.000 tergantung rute), tapi buat yang nggak kuat jalan, ini penyelamat banget.
5. Siapkan uang tunai
Nggak semua warung atau tempat tiket bisa terima QRIS. Jadi bawa uang cash secukupnya, terutama buat parkir, tiket masuk, atau beli jagung bakar panas yang bikin nagih itu.
Keindahan Alam yang Nggak Bisa Dibohongi
Kalau kamu tipe orang yang suka healing di alam terbuka, Candi Gedong Songo ini surga kecil. Bayangin aja: kamu jalan kaki naik bukit, kanan kiri pohon pinus, udara dingin, dan di kejauhan keliatan lereng gunung serta awan yang kayak menyelimuti bukit.
Saya pernah ke sana waktu mendung. Kabut turun pelan-pelan. Candi yang tadinya keliatan jelas, tiba-tiba kayak menghilang ditelan kabut. Rasanya mistis, tapi adem. Serius, suasananya kayak di film-film fiksi sejarah gitu.
Bahkan, banyak orang yang ke sana bukan buat sejarahnya, tapi buat foto-foto dan prewedding. Background-nya estetik banget. Instagramable tapi tetap berkelas.
Sejarah Singkat Candi Gedong Songo
Supaya lengkap, saya kasih sedikit rangkuman sejarah ya:
Dibangun pada abad ke-9 Masehi oleh dinasti Sanjaya.
Merupakan candi Hindu, ditandai dengan arca Siwa, Ganesha, dan Lingga-Yoni.
Awalnya ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles tahun 1804.
Terdiri dari 9 bangunan candi (tapi tidak semua masih utuh).
Struktur candi tersebar di perbukitan dengan rute menanjak sepanjang 2 km.
Uniknya, candi-candi ini disusun berdasarkan ketinggian. Semakin ke atas, candi makin kecil, tapi pemandangannya makin spektakuler. Ada yang bilang, ini simbolisasi perjalanan spiritual manusia—dari duniawi ke ilahi. Keren, kan?
Fasilitas Wisata di Sekitar Candi
Biar kamu nggak bingung, ini beberapa fasilitas yang bisa kamu temukan:
Area parkir luas
Warung makanan (kopi, gorengan, jagung bakar, dll)
Toilet bersih
Persewaan kuda
Spot foto dan gazebo
Penginapan terdekat di kawasan Bandungan
Ada juga kolam pemandian air panas alami dari sumber belerang!
Saya sempat berendam air panasnya juga. Bau belerangnya cukup kuat, tapi kulit rasanya adem dan lembut habis itu. Apalagi setelah jalan kaki dari bawah ke candi ke-9. Beuh… surga kecil banget itu air hangat.
Kuliner Khas Bandungan yang Wajib Dicoba Setelah Menjelajah Candi
Setelah puas mendaki dan menikmati keindahan Candi Gedong Songo, perut biasanya mulai “bernyanyi”. Nah, jangan langsung pulang dulu, karena kawasan Bandungan juga punya kuliner khas yang menggoda lidah. Salah satu yang paling ikonik adalah sate kelinci—ya, kamu nggak salah baca, kelinci. Rasanya mirip ayam tapi lebih lembut dan juicy. Disajikan dengan bumbu kacang hangat dan lontong, cocok banget dimakan sambil ngeteh di udara dingin pegunungan. Selain itu, ada juga wedang ronde, jagung bakar, dan aneka gorengan renyah yang dijual di warung-warung sepanjang jalan turun dari candi. Ini bukan cuma tentang mengisi perut, tapi juga bagian dari pengalaman menyatu dengan budaya lokal.
Kenapa Kamu Harus Ke Candi Gedong Songo Minimal Sekali Seumur Hidup
Gini ya… Kadang kita terlalu sibuk nyari tempat healing jauh-jauh, padahal di negeri sendiri tuh banyak banget tempat yang luar biasa. Candi Gedong Songo adalah salah satunya.
Sejarah? Ada.
Alam? Indah banget.
Suasana? Mistis tapi damai.
Foto-foto? Super aesthetic.
Pelajaran hidup? Banyak!
Kalau saya pribadi, ke sini bukan cuma buat wisata, tapi juga buat refleksi. Kadang, naik ke atas bukit sambil lihat peninggalan masa lalu bikin kita sadar…
“Kita ini cuma sebutir debu dalam sejarah yang panjang. Jadi, jangan terlalu keras sama hidup.”
Begitulah cerita saya tentang Candi Gedong Songo. Semoga bisa jadi motivasi kamu buat jalan-jalan ke sana. Jangan lupa bawa jaket, ya!
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Búzios: Surga Tersembunyi yang Wajib Dikunjungi disini