Orang Percaya Diri, kalau kamu melihat saya sekarang bisa berdiri di depan banyak orang, bicara tanpa grogi, atau memberi pendapat di rapat, mungkin kamu pikir saya memang seperti ini dari dulu.
Padahal… jauh banget dari kenyataan.
Dulu saya adalah orang yang:
Menolak tampil di depan kelas meski nilainya bagus.
Deg-degan tiap kali harus kenalan sama orang baru.
Selalu mikir dua kali sebelum angkat tangan di forum.
Dan saya pernah percaya, “Yah, saya memang orangnya pemalu. Gak bisa diubah.”
Tapi hidup saya berubah saat satu kejadian kecil bikin saya sadar: Orang Percaya Diri itu bisa dilatih.
Aku Dulu Bukan Orang Percaya Diri
Titik Balik: Saat Saya Menyesal Tidak Bicara
Semuanya berubah saat saya ikut seleksi wawancara beasiswa. Waktu itu, saya tahu materi saya kuat. Tapi begitu masuk ruangan, saya… blank.
Bicara terbata-bata, tangan dingin, suara kecil.
Dan juri berkata, “Kamu pintar, tapi kamu kelihatan gak yakin sama dirimu sendiri.”
Saya gagal. Dan jujur aja, saya gak marah ke siapa pun… selain ke diri sendiri.
Saya pulang, duduk di pojok kamar, dan berkata:
“Aku capek jadi orang yang selalu ragu sama diri sendiri.”
Mitos Tentang Orang Percaya Diri yang Harus Dipatahkan
Setelah gagal itu, saya mulai baca buku, nonton video, ikut webinar pengembangan diri. Dan saya sadar, selama ini saya percaya banyak mitos soal percaya diri:
“Orang Percaya Diri itu bakat.”
❌ Salah. Percaya diri adalah keterampilan, bukan sifat tetap.“Kalau kamu gugup, berarti kamu gak percaya diri.”
❌ Salah. Bahkan orang percaya diri pun gugup. Bedanya, mereka tetap maju.“Harus tampil sempurna supaya bisa percaya diri.”
❌ Justru orang percaya diri bisa mengakui kekurangannya tanpa malu.
Dan ini yang paling penting:
Orang Percaya Diri bukan tentang terlihat hebat di mata orang lain, tapi merasa cukup untuk jadi diri sendiri.
Langkah-Langkah Nyata yang Saya Ambil
Perjalanan saya membangun kepercayaan diri nggak instan. Tapi berikut hal-hal kecil yang saya lakukan yang nyatanya sangat berpengaruh:
1. Mulai dari ruang aman
Saya mulai latihan bicara di depan cermin. Lalu saya rekam suara saya, dengerin ulang, dan pelan-pelan saya belajar memperbaiki intonasi, tempo, dan volume.
2. Terlibat dalam hal kecil
Saya mulai berani bertanya di kelas, meski cuma satu kalimat. Lalu di rapat kantor, saya belajar kasih opini, walau awalnya cuma “setuju dengan yang disampaikan…”.
3. Berlatih menerima penolakan
Ini berat. Tapi saya sengaja ikut banyak kegiatan yang menantang—dari lomba, debat, hingga pitching proyek. Tujuannya? Biar saya belajar bahwa ditolak itu bukan akhir dunia.
4. Mengatur dialog dalam kepala
Dulu saya sering berkata ke diri sendiri: “Aku gak bisa, aku pasti gagal.”
Sekarang saya ubah jadi: “Kalau gagal, aku belajar. Kalau berhasil, aku lanjut.”
Momen-Momen Kecil yang Menguatkan
Saya ingat waktu pertama kali ngomong di depan umum tanpa naskah. Cuma lima menit, di acara komunitas. Tapi saya dapat tepuk tangan, dan seseorang berkata, “Kamu pembawaannya enak didengar.”
Ucapan itu mungkin ringan buat mereka. Tapi buat saya? Itu validasi yang mengubah hidup.
Sejak itu, saya mulai percaya bahwa kepercayaan diri bukan soal pencapaian besar, tapi soal konsistensi melawan rasa takut setiap hari artikel ini dikutip dari situs resmi Tiny Buddha.
Tanda Kamu Sudah Mulai Jadi Orang Percaya Diri
Bukan berarti saya gak gugup sekarang. Tapi saya bisa bilang, saya jauh lebih Orang Percaya Diri dibanding dulu.
Dan kalau kamu mengalami hal ini, selamat—kamu sudah berkembang:
Kamu bisa bilang “tidak” tanpa merasa bersalah.
Kamu tidak takut salah di depan orang.
Kamu bisa tampil tanpa harus jadi orang lain.
Kamu tahu kapan harus bicara, kapan harus diam.
Kamu tidak terlalu peduli dengan penilaian negatif yang tidak membangun.
Apa yang Membuat Orang Percaya Diri Terlihat Berbeda?
Saya pernah duduk satu ruangan dengan orang-orang yang sangat Orang Percaya Diri. Tapi tahu nggak? Mereka nggak selalu yang paling pintar. Tapi mereka:
Tahu batas mereka.
Mau belajar terus.
Bisa mendengarkan tanpa merasa terancam.
Mengakui kesalahan tanpa drama.
Dan yang paling penting:
Mereka tidak butuh membuktikan diri ke siapa-siapa. Mereka cukup tahu siapa diri mereka.
Saran Jujur Buat Kamu yang Masih Ragu Sama Diri Sendiri
Kalau kamu merasa masih susah Orang Percaya Diri, ini pesan dari saya:
Jangan tunggu kamu merasa siap 100%.
Lakukan aja walau masih takut. Justru dari situ keberanian tumbuh.Berhenti membandingkan hidupmu sama orang lain.
Fokus ke progresmu sendiri. Orang lain punya jalan yang berbeda.Belajar dari kegagalan kecil.
Percaya diri dibangun dari jatuh-bangun. Gak ada jalan pintas.Cari lingkungan yang mendukung.
Teman-teman positif itu vitamin terbaik buat rasa Orang Percaya Diri.Jangan fake it till you make it.
Tapi face it until you become it.
Penutup: Percaya Diri Itu Perjuangan, Bukan Label
Hari ini, kalau saya bisa berdiri di depan orang dan bicara dengan penuh keyakinan, itu bukan karena saya jago. Tapi karena saya pernah gagal, malu, dan tetap belajar.
Orang Percaya Diri itu bukan label yang kamu sandang dari lahir.
Itu hasil dari pilihan-pilihan kecil yang kamu ambil tiap hari—untuk tetap melangkah, walau takut.
Dan saya yakin, kamu juga bisa.
Karena saya pernah ada di tempat kamu sekarang. Dan jika saya bisa berubah, kamu pun pasti bisa.
Baca Juga Artikel dari: Negara Penghasil Karet: Perjalanan Saya Menyusuri Jejak Emas
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Informasi