Dampak Deforestasi, tiap kali lihat berita tentang deforestasi β penggundulan hutan, pembukaan lahan sawit, penebangan ilegal β gue biasa aja. βAh, itu kan kejadian di pedalaman, jauh dari kota.β
Tapi sikap cuek itu mulai runtuh waktu gue main ke rumah teman di Kalimantan Tengah. Rumahnya deket sungai. Dulu katanya adem banget, banyak pohon, udara sejuk.
Tapi waktu gue datang? Gila⦠gersang. Sungainya kotor, airnya keruh. Banyak bagian bantaran sungai yang longsor. Dan yang lebih parah: rumahnya baru aja kebanjiran minggu sebelumnya.
Katanya, sejak hutan di belakang desanya dibabat buat kebun sawit, banjir jadi langganan. Dan itu bukan satu rumah doang. Satu desa kena.
Itu pertama kalinya gue lihat langsung dampak deforestasi. Dan dari situ, gue mulai mikir: βEh, ini serius ya. Kenapa kita diem aja?β
Awalnya Gue Cuek, Sampai Rumah Temen Gue Kebanjiran Gara-Gara Hutan Hilang
Apa Itu Dampak Deforestasi dan Kenapa Kita Harus Peduli Banget
Oke, sebelum terlalu jauh, mari kita samain dulu pengertiannya.
Dampak Deforestasi adalah proses hilangnya tutupan hutan akibat aktivitas manusia β kayak penebangan liar, pembukaan lahan pertanian, tambang, atau infrastruktur. Dan Indonesia… salah satu negara paling terdampak dan pelaku utama.
Menurut data Global Forest Watch, Indonesia kehilangan lebih dari 9 juta hektar hutan primer dalam 20 tahun terakhir. Itu setara 3x luas Pulau Bali. Bayangin aja.
Dampaknya Gak Main-Main β Dan Gak Jauh dari Kehidupan Kita
Dari hasil ngobrol sama warga, baca laporan, dan refleksi pribadi, ini dia dampak deforestasi yang gue lihat dan rasain langsung:
π 1. Banjir dan Longsor
Hutan itu kayak spons. Dia nyerap air hujan. Kalau tutupan hutan hilang, air hujan langsung ngalir ke permukaan dan jadi banjir. Bahkan, tanah jadi labil dan gampang longsor.
Contoh nyatanya? Banjir bandang di Kalimantan Selatan 2021. Banyak ahli bilang itu karena hilangnya hutan di bagian hulu.
πͺοΈ 2. Kekeringan
Ironis ya? Udah banjir, kekeringan juga. Tapi itu beneran. Hutan jaga siklus air. Kalau gak ada pohon, hujan gak turun secara merata, dan sumber air tanah jadi kering.
Waktu tinggal di Jogja, gue sempet ngalamin sumur tetangga kering. Padahal dulu selalu melimpah. Ternyata daerah hutan lindung di kaki Merapi digundulin. Air gak tertampung.
π‘οΈ 3. Pemanasan Global
Pohon nyerap karbon dioksida. Kalau hutan ditebang, emisi karbon langsung naik. Belum lagi kebakaran hutan yang sering disengaja buat buka lahan. Udara panas, polusi meningkat, dan perubahan iklim makin gak karuan.
πΎ 4. Kehilangan Satwa Liar
Inget berita orang utan masuk perkampungan? Atau harimau Sumatera nyasar ke ladang warga? Itu karena habitat mereka dihancurkan. Mereka gak punya tempat tinggal. Yang lebih parah, banyak yang mati karena dianggap hama.
π 5. Ancaman Ketahanan Pangan
Hutan jaga kestabilan iklim dan ketersediaan air. Kalau rusak, pertanian bisa gagal panen. Petani rugi. Harga pangan naik. Kita semua kena.
Warga Lokal yang Paling Kena Dampaknya
Waktu main ke desa temen gue, gue ngobrol sama salah satu bapak petani. Namanya Pak Suyatno.
Beliau cerita:
βDulu kami bisa bertani padi dua kali setahun. Sekarang airnya makin susah, panen cuma sekali. Hama juga makin banyak.β
Yang bikin miris, mereka gak pernah diminta persetujuan waktu hutan mereka dibabat. Tiba-tiba alat berat masuk, dan lahan berubah jadi kebun sawit.
Ini bukan soal lingkungan doang. Tapi soal keadilan.
Lalu, Kita Bisa Apa?
Gue pernah ngerasa gak berdaya. βGue cuma warga biasa, gak bisa lawan korporasi besar atau kebijakan negara.β
Tapi ternyata, ada banyak hal kecil yang bisa kita lakuin:
β 1. Kurangi Konsumsi Produk yang Berkontribusi ke Dampak Deforestasi
Misalnya minyak sawit dari produsen yang gak ramah lingkungan. Cari produk berlabel RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil).
β 2. Dukung Produk Lokal Berbasis Hutan Lestari
Kayak madu hutan, kopi shade-grown, kerajinan rotan, dan produk eco-friendly dari masyarakat adat dikutip dari laman resmi Berita Lingkungan.
β 3. Donasi atau Dukung Kampanye Reforestasi
Banyak gerakan tanam pohon yang kredibel. Gak harus ikut nanam, cukup bantu sebarkan atau patungan.
β 4. Edukasi Orang Sekitar
Gue mulai dari keluarga. Ceritain apa yang gue lihat. Bawa anak-anak jalan-jalan ke hutan kota. Biar mereka kenal dan sayang sama alam sejak dini.
β 5. Jadi Konsumen Cerdas
Gue mulai baca label, tanya asal-usul produk, dan mengurangi gaya hidup konsumtif. Setiap barang yang kita beli punya jejak karbon β dan kadang, jejak Dampak Deforestasi.
Momen Emosional: Nangis di Tengah Hutan yang Hilang
Gue pernah ikut trip edukatif ke kawasan hutan adat yang hampir punah. Di sana, gue denger cerita ibu-ibu yang gak bisa lagi ambil air bersih dari sungai. Anak-anak mereka sekarang kena ISPA karena debu dan asap kebakaran hutan.
Dan waktu berdiri di lahan kosong, tempat hutan dulu berdiri, rasanya kayak berdiri di makam. Hutan yang dulu hidup… sekarang jadi tanah mati.
Gue nangis. Beneran.
Dan itu jadi titik balik buat gue gak mau lagi jadi orang yang cuma bilang βkasihan ya…β tanpa ngapa-ngapain.
Dampak Deforestasi Jangan Tunggu Sampai Kita Kehilangan Semua
Dampak Deforestasi itu nyata. Dan dampaknya bukan cuma di pedalaman β tapi sampai ke kota, ke meja makan kita, ke udara yang kita hirup.
Kalau lo ngerasa perubahan iklim makin aneh, cuaca makin ekstrem, harga sayur naik, dan hewan liar masuk pemukiman β mungkin itu sinyal alam buat kita berhenti diam.
Karena kalau kita terus nebang pohon hari ini, besok mungkin giliran kita yang ditebang alam.
Baca Juga Artikel dari: News