Tari Baksa Kembang

Aku masih ingat banget waktu pertama kali lihat Tari Baksa Kembang di panggung kecil sebuah acara budaya di Banjarmasin. Waktu itu cuma niat ngantar teman, nggak nyangka malah pulang dengan hati yang penuh rasa kagum. Gerakannya anggun, kostumnya mencolok, dan musiknya bikin bulu kuduk berdiri.

Waktu itu aku duduk agak di belakang, tapi tetap bisa merasakan kuatnya aura yang dipancarkan penari-penari cilik yang membawa bunga dan senyum lembut. Nggak tahu kenapa, ada rasa damai dan bangga yang tiba-tiba muncul dari dalam dada.

Sejak hari itu, aku mulai tertarik mencari tahu lebih dalam tentang Tari Baksa Kembang, sebuah warisan budaya yang lahir dari tanah Banjar, Kalimantan Selatan.

Keindahan Tari Baksa Kembang: Simbol Anggun dari Budaya Banjar

Asal Usul dan Sejarah Tari Baksa Kembang - Sering Jalan

Salah satu hal yang paling bikin aku terpesona dari tari ini adalah culture keindahan visualnya. Mulai dari busana penarinya yang serba warna-warni dengan hiasan bunga lengkap, sampai gerakan yang lembut dan menghanyutkan, semuanya seperti lukisan hidup Gramedia.

Biasanya, Tari Baksa Kembang dibawakan oleh penari perempuan dengan mahkota bunga (kembang bogam) yang mereka bawa sebagai simbol keramahtamahan dan kebahagiaan. Gerakannya nggak terlalu rumit secara teknis, tapi harus penuh kelembutan dan ekspresi wajah yang menyenangkan.

Yang menarik, tarian ini diciptakan pada masa Kesultanan Banjar, sebagai bentuk sambutan kehormatan untuk tamu agung. Jadi bukan cuma soal hiburan, tapi juga soal filosofi dan adat.

Satu hal yang bikin aku makin salut: semua gerakan dalam tarian ini punya makna. Misalnya, saat penari menebarkan bunga, itu bukan sekadar hiasan—tapi simbol doa dan harapan baik untuk yang disambut. Maknanya dalam, bro!

Mengapa Tari Baksa Kembang Harus Dilestarikan?

Jujur, sempat miris waktu ngobrol sama beberapa anak muda di luar Kalimantan. Banyak dari mereka bahkan nggak tahu kalau Tari Baksa Kembang itu ada. Padahal, ini salah satu seni tradisi yang paling indah di Indonesia menurutku.

Seni seperti ini rentan hilang kalau kita cuma anggap sebagai tontonan musiman. Padahal, Tari Baksa Kembang adalah identitas budaya Banjar. Kalau kita biarin lenyap, sama aja kayak menghapus sejarah nenek moyang sendiri.

Aku pernah ikut workshop pelestarian budaya daerah. Salah satu narasumbernya bilang, “Kita terlalu sering bangga sama budaya luar, tapi lupa bahwa di halaman rumah kita sendiri ada permata yang belum digali.” Itu kena banget di hati.

Itulah kenapa aku pribadi sangat mendukung pelestarian Tari Baksa Kembang, baik lewat pendidikan formal, acara komunitas, sampai konten digital seperti ini. Nggak harus jadi penari untuk bisa melestarikan—cukup kenali, hargai, dan cerita ke orang lain.

Tari Baksa Kembang di Mata Dunia: Indonesia Punya Kelas!

Kamu tahu nggak? Beberapa tahun lalu, Tari Baksa Kembang pernah dibawakan dalam acara budaya di luar negeri, salah satunya di Belanda. Dan tebak apa responsnya? Standing ovation! Mereka terpukau dengan keselarasan gerak dan keindahan kostumnya.

Aku sempat nonton cuplikan videonya di YouTube, dan merinding lagi seperti saat pertama lihat langsung. Penarinya orang Indonesia yang tinggal di luar negeri, mereka membawakan dengan bangga dan penuh cinta. Penonton asing yang mungkin sebelumnya nggak ngerti budaya Indonesia, langsung bisa menangkap nilai keindahannya.

Artinya, Tari Baksa Kembang punya potensi besar jadi soft power Indonesia. Kalau kita terus dorong tarian ini muncul di festival internasional, makin banyak yang tahu bahwa budaya Indonesia tuh nggak kalah keren dari K-pop atau budaya Jepang.

Tapi tentu, semua itu berawal dari kita sendiri. Kalau anak-anak muda kita nggak kenal atau bahkan malu dengan budaya sendiri, gimana bisa ngenalin ke dunia?

Tips Mempelajari Gerakan Tari Baksa Kembang: Mulai dari Niat dan Latihan Rutin

Nah, buat kamu yang mungkin pengin belajar Tari Baksa Kembang, aku punya beberapa tips dasar berdasarkan pengalaman waktu ikut pelatihan singkat tarian ini:

1. Mulai dari Musiknya

Sebelum belajar gerakan, biasakan diri dengan musik pengiringnya. Dengarkan nada-nadanya, ketukannya, dan coba resapi emosi yang ditawarkan. Musiknya biasanya pakai gamelan Banjar, dan temponya tenang tapi berirama.

2. Kenali Filosofi Gerak

Tari ini bukan cuma soal “ikutin gerakan”, tapi menjiwai makna di balik setiap lirikan dan putaran tangan. Seperti gerakan membuka tangan sambil menebar bunga yang bermakna memberi berkah.

3. Latihan Ekspresi Wajah

Satu hal yang susah tapi penting adalah mengatur ekspresi wajah agar tetap manis dan lembut sepanjang tarian. Aku sendiri awalnya sering lupa senyum karena fokus di gerakan tangan—sering dibilangin “jangan kayak robot” sama pelatih

4. Gunakan Cermin atau Rekaman Video

Latih diri di depan cermin, atau rekam saat latihan. Ini cara paling efektif untuk mengevaluasi gerakan kita sendiri. Kadang kita merasa sudah luwes, tapi ternyata pas nonton ulang malah kaku banget.

5. Pakai Baju Latihan yang Mendekati Kostum

Biar makin terbiasa dengan busana adat, cobalah pakai baju latihan yang longgar atau berbahan halus seperti yang digunakan penari asli. Karena jujur, beda banget rasanya nari dengan celana olahraga biasa dan dengan selendang atau kain.

Dan yang terpenting: jangan takut salah. Aku pun sering salah gerakan waktu awal belajar. Tapi pelatihku bilang, lebih baik salah dengan semangat daripada benar tapi kosong.

Pelajaran Berharga dari Menelusuri Tari Baksa Kembang

InfoPublik - TARI BAKSA KEMBANG

Belajar Tari Baksa Kembang ini bukan cuma soal tari, tapi soal belajar mencintai akar budaya sendiri. Dari gerakan kecil menebar bunga, aku belajar tentang kelembutan, tentang menyambut orang dengan tulus, dan tentang makna menghargai tradisi.

Aku juga sadar kalau pelestarian budaya nggak harus dengan cara besar. Kadang cukup dengan cerita jujur seperti ini, kita bisa menyebarkan cinta pada budaya kita ke lebih banyak orang.

Dan mungkin, dari pembaca blog ini, ada satu dua orang yang akhirnya penasaran lalu mencari tahu dan jatuh cinta seperti aku dulu. Kalau itu terjadi, maka tulisan ini berhasil jadi bagian kecil dari pelestarian budaya Indonesia.

Yuk, Angkat Lagi Tari Baksa Kembang ke Panggung Kita

Tari Baksa Kembang adalah salah satu dari sekian banyak permata budaya Indonesia yang nggak boleh hilang. Keindahannya, filosofinya, dan potensinya untuk jadi jembatan budaya sangat besar. Tapi semuanya akan percuma kalau kita sendiri abai.

Kalau kamu pernah melihat atau bahkan menari Tari Baksa Kembang, tulis pengalamanmu. Kalau belum pernah, coba cari videonya dan resapi. Siapa tahu, kamu juga bakal jatuh hati seperti aku dulu.

Karena mencintai budaya sendiri bukan tugas pemerintah atau seniman saja—tapi tugas kita semua sebagai anak bangsa.

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Jaranan Pegon: Warisan Budaya yang Bikin Merinding dan Bangga Jadi Orang Jawa disini